Di tengah cepatnya laju pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, desainer menjadi salah satu pekerjaan yang paling banyak dicari oleh startup. Ada beberapa istilah pekerjaan untuk desainer, mulai dari UI designer, UX designer, UX researcher, Product Designer, dll. Meskipun peran dari masing-masing istilah tersebut berbeda, tapi secara umum tugas mereka adalah membantu startup untuk membuat produk (biasanya digital) yang nyaman digunakan. Dari sisi bisnis, desainer berperan penting dalam membantu perusahaan mencapai target yang diharapkan (misal: penjualan, jumlah pengguna, dll).
Dari sisi pencari kerja, UI Desiger/UX Designer/Product Designer (untuk selanjutnya saya sebut desainer) menjadi salah satu pekerjaan yang paling banyak diminati, terutama bagi anak muda yang masih kuliah/fresh graduate. Selain demand yang tinggi, gaji dari desainer juga menggiurkan dan dapat disejajarkan dengan pekerjaan lain di startup seperti programmer dan engineer.
Dari jenis pekerjaan, desainer biasanya kerja freelance dengan beberapa klien maupun kerja full-time di perusahaan. Nah, buat kalian yang tertarik untuk berkarir sebagai desainer, saya ingin berbagi beberapa tips berdasarkan pengalaman saya selama ini, baik sebagai freelancer maupun kerja full-time di beberapa startup.
1. Persiapkan portfolio dengan baik
Bagi designer, portfolio jadi salah satu syarat paling penting yang harus dimiliki saat akan melamar pekerjaan. Biasanya, portfolio adalah salah satu hal yang pertama kali dilirik oleh calon klien/perusahaan. Jika portfoliomu menarik, biasanya klien/perusahaan tak akan segan untuk menghubungimu secara langsung. Oleh karena itu, pastikan untuk mencantumkan kontak di halaman portfolio, bisa berupa alamat email, nomor telepon, atau Skype ID.
Bagaimana dari sisi konten? Apa saja yang perlu dimuat di portfolio? Seringkali kita akan tergoda untuk melampirkan semua desain yang pernah kita kerjakan di laman portfolio. Akan tetapi, ada baiknya untuk melakukan seleksi terhadap desain yang akan dimuat. Pastikan untuk memilih desain terbaik yang pernah kita buat.
Dari sisi penyampaian, penting untuk menunjukkan traits yang dimiliki seorang desainer, yaitu kemampuan menyelesaikan masalah dan menyampaikan gagasan dengan baik. Oleh karena itu, buatlah case study dari proyek yang pernah dikerjaan, bukan hanya sekedar mencantumkan desain dari tiap layar.
2. Siapkan cover letter dan CV yang menarik
Salah satu etika yang baik ketika melamar pekerjaan adalah menyertakan cover letter dan CV dalam email yang kita kirim (jika mengirim lamaran lewat email). Jangan sampai hanya menuliskan email kosong dan hanya mencamtumkan CV.
Dalam cover letter, perkenalkan dengan singkat siapa kamu dan kenapa kamu tertarik melamar pekerjaan sebagai desainer di perusahaan tersebut. Tulis juga tentang pengalaman dan prestasi kamu, serta kenapa kamu pantas untuk bekerja di perusahaan tersebut. Terakhir, jangan lupa untuk menuliskan pesan terima kasih.
Untuk CV, salah satu poin esensial yang harus ditulis adalah deskripsi pekerjaan dan prestasi di perusahaan sebelumnya. Misal, jika pernah punya pengalaman mendesain aplikasi, tulis berapa banyak aplikasi tersebut diunduh dan bagaimana rating dari aplikasi tersebut di App Store/Play Store. Bagi yang belum punya pengalaman kerja, kalian bisa tulis proyek yang pernah dikerjaan, misalnya dari tugas-tugas kuliah.
Usahakan untuk membuat CV menjadi 1 halaman saja. Recruiter dari perusahaan tidak punya banyak waktu untuk memeriksa CV dari semua pelamar, jadi buatlah CV yang singkat, jelas, dan menarik.
Jangan lupa juga untuk memoles laman profile kamu di LinkedIn. Lengkapi profile kamu di LinkedIn, misalnya pengalaman kerja, proyek yang pernah dikerjaan. Jangan sungkan juga untuk meminta rekomendasi dari kenalan/kolega.
3. Networking
Meskipun portfolio dan CV penting, salah satu hal yang lebih penting menurut saya adalah networking. Banyak proyek dan tawaran pekerjaan yang saya dapat berasal dari teman, maupun rekomendasi dari beberapa orang di circle saya. Oleh karena itu, sering-seringlah datang ke acara seperti hackathon, seminar, expo, dll dan carilah relasi sebanyak mungkin.
Dari sisi digital, kalau kalian pengguna Twitter atau Facebook, kalian bisa berkenalan dengan orang-orang yang sesuai dengan bidang kalian, contohnya sesama desainer. Be active and be helpful with others.
Komentar
Posting Komentar